Tanaman stevia, yang juga dikenal sebagai Stevia rebaudiana, adalah sejenis tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan, terutama dari wilayah Paraguay dan Brasil. Tanaman ini terkenal karena daunnya yang memiliki rasa manis alami. Stevia telah digunakan secara tradisional oleh suku asli di Amerika Selatan sebagai pemanis alami dalam makanan dan minuman. Daun stevia mengandung senyawa yang disebut steviol glikosida, yang memberikan rasa manis pada tanaman ini. Senyawa ini jauh lebih manis daripada gula, tetapi tidak memiliki kalori atau dampak negatif pada gula darah, sehingga beberapa orang menganggapnya sebagai pengganti gula yang sehat.
Untuk membudidayakan stevia dibutuhkan ketinggian 700 - 1.500 mdpl, curah hujan 1.400 mm/tahun (116 mm/bulan) dengan suhu lingkungan antara 20–24˚C, kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah
Pembibitan dilakukan dengan stek pucuk batang dengan ciri memiliki 3-4 pasang daun dan tidak fase berbunga atau akan berbunga yang ditandai dengan mengecilnya ukuran daun dan memendeknya ruas.
Stevia dapat ditanam di berbagai media, pada polybag Stevia dapat dipindahkan ke ukuran polybag yang lebih besar untuk memudahkan pertumbuhan akar yang lebih panjang dan lebih kuat. Pada setiap polybag dapat ditanami 1-2 bibit stevia. Sedangkan pada lahan anda dapat menggunakan traktor maupun menggunakan cangkul sedalam 25 cm. Pada saat pengolahan lahan dapat ditambahkan pupuk kandang untuk menyuburkan tanah sebelum penanaman, dalam pembuatan bandengan panjang 5-10 meter dengan lebar 100-150 cm atau sesuai dengan kondisi lahan Penambahan mulsa plastik bertujuan untuk ·menekan pertumbuhan gulma dan serangan penyakit, menjaga kelembaban tanah. Jarak tanam 25×25 cm atau 30×30 cm. Pada setiap lubang tanaman diberi 250 gram pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Berhubung daun dan ranting bibit stevia cepat layu, penanaman dilakukan pada pagi hari, sore hari, atau saat mendung.
Untuk Pupuk, gunakan pupuk organik 5-10 ton/ha, kemudian dengan pupuk urea 135 kg/ha (1,35 gram/lubang tanam) atau Urea dan KCl masing-masing sebanyak 2 g/ tanaman, serta diaplikasikan pada 30 dan 60 HST.
Pada saat tanaman stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan sehingga produksi daun akan lebih banyak. Stevia membutuhkan banyak pasokan air yang baik sepanjang tahun supaya produksinya stabil
Stevia dapat terkena hama kutu maupun penyakit, untuk kutu ini biasanya menyerang pada bagian pucuk tanaman dan terjadi pada bulan kemarau. Pencegahan dapat menggunakan pestisida berbahan 10% Imidakloprid (1: 1.000). Sedangkan penyakit biasanya terjadi pada tahap pembibitan, mengakibatkan batang pertama menjadi terganggu dan kemudian ada beberapa titik kuning pada daun dan bintik bintik akan memperbesar. Pengendalian dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terserang serta didesinfeksi dengan bubuk kapur
Daun stevia dipanen pada 60 HST, cirinya yaitu terlihat 5-10% dari total populasi tanaman mulai membentuk bunga Panen dapat dilihat dari tanaman memiliki tinggi 40 – 60 cm dengan pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti ini tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula tanaman sedang berada pada tingkat yang tertinggi. Panen dilakukan saat pagi hari dengan cara memotong 10-15 cm batang dari permukaan tanah.
Pascapanen dilakukan dengan merompes batang atau ranting dan yang diambil hanya daundaunnya saja Pengeringan yang dilakukan dengan sinar matahari, daun diletakkan di atas alas, bila cuacanya baik membutuhkan waktu 1-2 hari. Pengeringan dengan menggunakan oven membutuhkan waktu sekitar 4 jam pada suhu 70 ºC. Ciri daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas dengan karung. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih.